Rabu, 18 Januari 2017

Indahnya Malam Bersama Qiyamul Lail





Kata atau lafazh Qiyam apabila asalnya dari kata kerja (fi'il) qaa-ma, artinya : tegak atau berdiri. Kata qiyam juga merupakan bentuk jama' dari kata qaa-imun, artinya: yang tegak, yang berdiri.
Kata atau kalimat Lail dalam bahasa Indonesia biasanya diartikan malam, yaitu masa atau waktu yang datang sesudah siang. Maka yang disebut malam adalah masa yang terbentang dari sejak terbenam matahari hingga terbitnya.
Adapaun yang dimaksud dengan "qiyam" dalam bahasan ini adalah shalat. Adapun shalat disebut qiyam, karena pada hukum asalnya shalat itu harus dikerjakan berdiri, (kecuali ada sebab-sebab yang membolehkannya duduk seperti sakit, dan sebagainya). 

Selasa, 17 Januari 2017

Hanya Kau Yang Kucinta




Makna Cinta Kepada Allah
Apakah yang dimaksud cinta kepada Allah ? Cinta kepada Allah yaitu hendaknya Allah SWT yang paling dicintai dari semua manusia melebihi dirinya, kedua orang tuanya, dan semua yang dimilikinya.
Mengapa Kita harus Mencintai Allah ?

Ada beberapa hal mendasar yang mengharuskan kita mencintai Allah SWT, di antaranya yaitu :
  1. Karena Allah SWT berkata tentang orang-orang yang dicintai-Nya : “Katakanlah : “JIka kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. “Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali-Imran [3]:31)
  2. Karena Allah SWT yang telah menciptakan kita semua dari tidak ada, lalu Dia menyempurnakan penciptaan kita dan memberikan anugerah dengan berbagai keutamaan melebihi orang-orang yang diberi keutamaan, di antaranya dengan kenikmatan Islam. Allah SWT pun memberikan reziki yang teramat banyak kepada kita tanpa kita meminta-Nya dan Dialah yang memiliki surga sebagai balasan  amal-amal, sebagai pemberian dan keutamaan, ini merupakan keutamaan yang awal dan akhir.
  3. Rasulullah SAW berdoa agar mencintai Allah SWT. Dan beliau SAW adalah teladan kita, jika demikian halnya maka kitapun harus mencari cinta Allah SWT sebagai wujud itibak dan peneladanan kita kepada beliau SAW : “Ya Allah, aku memohon cinta-Mu dan cinta orang yang mencintai-Mu dan cinta terhadap amalan yang akan mendekatkanku kepada cinta-Mu”. HR. Al-Tirmidzi.

Minggu, 15 Januari 2017

KELEMBUTAN dan KEARIFAN




وعن ابن عباس رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم لأشج عبد القيس : [ إن فيك خصلتين يحبهما الله : الحلم والأناة ] رواه مسلم
Dari Ibnu Abbas RA berkata, Rasulallah Saw bersabda kepada ‘’Abdul Qais yang  terluka: “sesungguhnya didalam dirimu ada dua sifat yang disukai oleh Allah yaitu: santun dan sabar”. (HR Muslim)
Sifat santun dan sabar memang disukai oleh Allah swt, maka dari itu kita sebagai umat manusia harus memiliki sikap seperti itu. Memang sifat seperti itu telah ada di dalam diri manusia, namun tergantung kepada kita bagaimana memanfaatkan dan menggunakan sifat itu. Dengan sifat santun, diharapkan kita dapat berlaku sopan santun kepada siapa saja baik itu orang yang lebih tua dari kita, orang yang lebih muda, dan orang yang sebaya dengan kita. Sedangkan dengan sifat sabar, diharapkan kita dapat sabar dalam menghadapi apapun, baik itu berupa cobaan, maupun kenikmatan. Karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang memiliki sifat santun dan sabar.

Indahnya Hidup Di Bawah Naungan Al-Qur'an



“Dan barangsiapa berpaling dari adz-Dzikr-KU, maka sesungguhnya baginya kehidupan yg sempit dan KAMI akan menghimpunnya pada hari Kiamat dlm keadaan buta.” (QS Thaha, 20:124).

SIKAP RASULULLAH SAW DAN PARA SAHABATNYA TERHADAP AL-QUR’AN

Di dlm kitab Mabahits fi Ulumil Qur’an ust DR Manna Khalil al-Qaththan menggambarkan sikap Nabi Muhammad SAW dan kecintaan beliau kepada al-Qur’an sbb : Adalah Rasulullah SAW itu sangat mencintai wahyu… beliau senantiasa menunggu2 datangnya ayat2 ALLAH SWT dg penuh kerinduan.. Sehingga jika turun suatu ayat, maka tdk terasa bibirnya yg mulia itu segera bergerak2 menirukan ucapan Jibril as sblm wahyu itu selesai dibacakan… Sehingga ALLAH SWT menurunkan ayat yg menjamin Nabi SAW akan hafal seluruh al-Qur’an dan memerintahkan beliau SAW agar sabar mendengarkan dulu sampai ayat tsb selesai dibacakan baru kemudian mengikutinya (QS al-Qiyamah, 17-18).

Hal ini begitu membekas dan mempengaruhi para sahabat ra dan para salafus shalih, sehingga mereka mencurahkan perhatian yg sangat besar terhadap ayat2 al-Qur’an, dan menjadikannya perintah harian dari RABB-nya, sebagaimana perkataan salah seorang sahabat mulia Ibnu Mas’ud ra : “Demi DZAT yg tdk ada Ilah kecuali DIA, tdk ada satupun surah al-Qur’an yg turun kecuali aku mengetahui dimana surah itu turun, di musim panas atau di musim dingin, dan tdklah satu ayatpun dari Kitabullah yg diturunkan kecuali aku mengetahui ttg apa ayat itu turun dan kapan ayat itu turun.”

Perhatian para sahabat dan salafus shalih yg luarbiasa besar ini kepada al-Qur’an bukanlah disebabkan karena pd wkt itu tdk ada peradaban lain yg maju dan modern (karena pd wkt itu dunia telah dikuasai oleh dua super power dg segala khazanah peradabannya, yaitu Byzantium di Barat dan Kisra di Timur), tetapi focusing tsb sengaja dilakukan oleh Rasulullah SAW agar membersihkan jiwa, pola pikir dan kehidupan para sahabat ra, karena proses kebangkitan sebuah generasi akan sangat tergantung pd apa yg menjadi dasar kebangkitan tsb.

Minggu, 08 Januari 2017

Rahasia Air Wudhu Bagi Muslimah



      Tampil cantik memang dambaan setiap insan wanita. Jika di tanya apakah seorang wanita ingin selalu tampak terlihat cantik? Tentulah tak seorangpun yang akan menjawab tidak! Banyak wanita yang rela melakukan apa saja agar mendapat predikat cantik, terutama kecantikan pada wajah. Setiap wanita ingin memiliki wajah yang putih, bersinar, dan awet muda. Yang pada akhirnya mereka mengkonsumsi bermacam-macam produk kacantikan dan melakukan perawatan wajah. 
     Berjuta-juta produk kecantikan di buat dari berbagai macam bahan, dari bahan kimia, mutiara, sampai emas, tentu saja untuk membuat wajah tampak putih, bersinar, dan awet muda. Semua jenis produk di iklankan dimana-mana, sehingga mengundang daya tarik yang luar biasa untuk kaum wanita. Mereka berbondong-bondong mencari untuk membeli produk yang mereka butuhkan untuk perawatan jenis kulit wajahnya. Tanpa mau berpikir panjang terhadap efek samping dari produk-produk yang di komsumsinya. Padahal produk yang mereka pakai hanya bersifat sementara yang tentunya memiliki efek samping yang membahayakan diri sendiri,dalam jangka waktu cepat atau lambat.
Tidak cukup sampai disitu, banyak pula dari wanita yang melakukan perawatan wajah ke salon-salon kecantikan. Hal demikian tidaklah aneh, tapi apakah wajar mengeluarkan uang banyak hanya untuk kecantikan yang bersifat semu?. Lagi pula hal tersebut terlalu berlebihan, Allah tidak menyukai sesuatu hal yang berlebihan.
“ Innawllaha la yuhibbul musyrifin”
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak menyukai sesuatu yang berlebihan.

 

Jumat, 06 Januari 2017

Batas - Batas Aurat Wanita



Dalam Permasalahan ini, para ulama terdapat dua pendapat:
  
Pendapat pertama:

Seluruh badan wanita adalah aurot, termasuk di dalamnya wajah dan telapak tangan. Ini adalah pendapat imam Ahmad dan jumhur Ulama Hanabilah, dan dirojihkan oleh para Muhaqqiqun,dan pendapat ini yang dipilih oleh Syekh Al Utsaimin, Syekh Muqbil dan Syekhuna Abdurohman Al ‘Adeny. Diantara dalil-dalil pendapat ini adalah sebagai berikut: Firman Alloh ta’ala:

وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ
” Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir” [QS. Al Ahzab: 53]

Sebab turunnya ayat ini menunjukan kewajiban bagi wanita untuk menutup seluruh tubuhnya. Lihatlah hadist Anas di dalam Shohihain tentang sebab turunnya firman Alloh:

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ……الآية
” Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka…” [QS. An Nur: 31]